Dua Jalan Rezeki

DUA JALAN REZEKI

Kiisah seorang Sufi besar di masanya, namanya Dzun Nun al-Mishri.
Suatu ketika, ia melakukan perenungan di hutan, diiringi seorang murid setianya. Mereka mendapati seekor burung yang tiada daya untuk terbang, karena sayapnya patah. Burung itu hanya bisa menggelepar-gelepar di tanah.

Selang beberapa saat kemudian, datang burung yang lain membawakan makanan baginya. Burung yang patah sayapnya pun, tanpa perlu repot-repot mencari makanan, dapat makan kenyang berkat jasa kawannya.

Menyaksikan kejadian langka itu, si murid termenung dan berpikir keras untuk menggali pelajaran yang dapat dipetik. Ternyata, tanpa harus berusaha mencari makanan sekalipun, kita dapat bertahan hidup berkat jasa orang lain. Alangkah rahmatnya Allah Subhanahu Wata’ala kepada setiap makhluknya, simpulnya.

Sebagai seorang Wali Allah, Dzun Nun al-Mishri bisa merasakan apa yang direnungkan oleh muridnya. Dia pun berkata padanya, “Seharusnya kamu tidak berpikir menjadi burung yang patah sayap itu. Tapi, berpikirlah menjadi burung yang memberi makan, yang dapat menolong saudaranya.”

Dari uraian  di atas jika kita renungi dengan mata hati dan pikiran, ada beberapa pelajaran penting yang bisa dipetik.

Pertama, pencari rizki derajatnya jauh lebih tinggi ketimbang penunggu rezeki yang melalui hidup-hidupnya dengan memelas iba dan belas kasihan orang lain.

Kedua, rizki seseorang telah diatur oleh Allah, besar-kecilnya sudah direkapitulasi oleh malaikat pencatat rezeki.Sebagian orang berkata, “Hari gini cari yang haram aja susah apalagi yang halal.”

Padahal persoalannya bukan terletak pada sulit atau tidaknya rizki, tapi tinggal bagaimana kita mau atau tidak menjemput rezeki yang telah disediakan tersebut.

Ketiga, berbagi rizki. Dengan berbagi, berarti kita memiliki kepedulian atas ketimpangan  hidup seseorang yang kebetulan kurang beruntung.

Keempat, mencari rezeki tidak boleh menghalalkan segala cara dan upaya, “Yang penting ana dapat fulus hari ini, gak mau tahu caranya,” mungkin demikian sebagian orang berpendapat.

Rezeki dan cara ada dua hal yang saling berkaitan. Rizki yang halal akan berubah haram jika cara memperolehnya dengan melewati jalan yang salah.

Cara mencari rezeki yang salah mengakibatkan keburukan dan ketidaknyamanan hidup

Wallahu a'lam bish-shawabi.
Petikan Dari Training/Seminar Rezeki Healing

Salam Rezeki Berlimpah
Anaz Almansour
Founder Rezeki Healing

Komunitas Rezeki Berlimpah (Rezeki Healing)
Telegram : bit.ly/MRH_JoinTelegram

#rezekihealing 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Umur Atau Uang

Pola Menjemput Rezeki Berkah

Benahi Sholatmu Maka Allah Memperbaiki Hidupmu